"Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sungguh hanya Engkaulah Yang Maha Pemberi karunia." (QS. Âli 'Imrân: 8).

Jumat, 19 September 2008

Ummi, Allah itu dimana sih?, Allah bisa marah juga ya?...

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi wabarokaatuh…

Seorang temen yang pernah belajar psykologi anak berkata bahwa pada masa perkembangan anak ada fase dunia keingintahuan, dimana rasa ingin tahu anak besar sekali, pada fase ini ada kecenderungan anak untuk bertanya, protes, bahkan sifat-sifat yang lain yang terkesan sebagai sifat yang tidak baik demi memenuhi rasa keingintahuanya,

Terkadang seringkali anak-anak kita melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak kita duga bahkan tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya, seperti pertanyaan emang Allah bisa marah?? Tatkala kita mengatakan: nanti Allah marah… untuk menegur si kecil karena telah melakukan hal yang tidak baik, atau pertanyaan ummi Allah itu ada dimana sih..??, atau bahkan pertanyaan-pertanyaan extrim yang tidak kita duga seperti: ummi Allah sama superman hebatan mana sih? atau ummi katanya kalo kita berdoa Allah akan kabulin doa kita, kok kakak berdoa minta boneka muslim ga di kasih sih? Allah bohong dong..??? repot juga ya jadi orang tua??, eits…yang blom nikah jangan "cumi" (cukup miris) ya?? insyaAllah nikmatnya juga banyak kok punya anak, mencium harum nafasnya, menatap bening mata polosnya, mendengar kata pertama yang keluar dari mulut mungilnya, hayoo..kalo aku crita yang ini pada kepingin ya..?? :-)

Bagaimana dong menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Kalo kita katakan Allah diatas nanti dia malah balik bertanya: mana ngga ada? Atau kita terpaksa menghindar dari pertanyaan itu dengan mengatakan: ntar kalo udah gede kakak juga tau..atau menghardik anak dengan mengatakan: kamu ini gimana sih ya jelas kuat Allah daripada superman.!! Tanpa di jelaskan kenapa Allah lebih kuat.

Masih dari sumber yang sama (sumbernya dari orang lain soalnya saya ga tau apa-apa ). anak adalah mahluk spiritual, jadi ngga masalah kalo kita menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dengan jawaban yang sebenarnya, jangan takut dia tidak bisa memahami, tentunya dengan bahasa yang bisa di cerna oleh mereka. Jadi kalo anak bertanya dimana Allah, ambil Al-qur’an bacain aja (QS Al-A’raf: 54), “Sesungguhnya tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi lalu bersemayam di ATAS ‘ARSY” atau ayat yang lain yang bersangkutan dengan masalah tersebut (cari sendiri ya? Maklum perbendaharaan ayatnya masih minim :-)), untuk mengantisipasi pertanyaan terusan: mana kok ga ada? selain menerangkan dimana arsy itu sehingga ngga dapat dilihat, buka juga ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah tidak bisa disamakan dengan mahluknya. Jangan takut anak ga bisa memahami kalo kita terangkan dengan Al-qur’an, toh emang Al-qur’anlah rekomendasi jawaban dari Allah atas semua pertanyaan-pertanyaan di dunia ini, jadi jangan menjawab sekena nya dengan alas an anak masih kecil, dengan begitu juga kita bisa meletakan dasar (pondasi) keimanan kepada anak.

Jadi intinya nggak ada salahnya kalo kita memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak-anak kita dengan hal yang sebenarnya, dengan begitu kita tidak meletakan kebohongan dalam pondasi keimanan anak-anak kita, tidak meletakan basa-basi dalam pondasi keimanan anak-anak kita, tapi kejujuran dan kebenaran yang kita letakan dalam pondasi tersebut.

Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu istiqomah dalam membimbing anak-anak kita, dalam mendidik anak-anak kita, dalam menuntun anak-anak kita ke jalan yang di rahmati Allah SWT, amiin…

Wassalam,

Tidak ada komentar: